DECEMBER 9, 2022
Buku

Storytelling Melalui Puisi Esai tentang LGBT dan Lainnya

image
Storytelling Melalui Puisi Esai tentang LGBT dan Lainnya. (Politikabc.com/kiriman)

Pertama, alur  naratif serta karakter fiksi memungkinkan publik untuk merenungkan persoalan tersebut tanpa merasa langsung terancam. 

Lapisan fiksi ini berperan sebagai jembatan yang membuat topik-topik berat dan sensitif lebih mudah diterima, membuka ruang bagi refleksi dan diskusi yang lebih terbuka dan empatik.

Kedua, lebih dari sekadar penyampaian informasi, sastra menembus ke ranah emosi. Ketika pembaca terlibat dalam kisah seorang tokoh yang menghadapi konflik identitas atau ketidakadilan sosial, misalnya, mereka tak hanya “mengetahui” permasalahan, tetapi ikut “merasakan” penderitaan dan dilema yang ada. 

Baca Juga: Yang Bukan Kritikus Seni Rupa Boleh Ambil Bagian: Sebuah Pengantar Buku Pameran Lukisan Bantuan AI dari Denny JA

Dengan demikian, sastra menanamkan empati—perasaan yang memungkinkan kita memahami orang lain dari dalam, melampaui sekadar logika atau argumen. 

Empati ini, yang tumbuh dalam setiap kalimat puitis dan naratif, membuka hati dan pikiran, menciptakan ruang bagi penerimaan gagasan-gagasan baru yang mungkin sebelumnya ditolak atau dihindari.

ketiga, sastra membawa pengaruh yang kuat namun tidak konfrontatif. Lewat kisah atau puisi, gagasan yang mungkin menentang norma sosial ditanamkan dalam kesadaran pembaca dengan cara yang tidak langsung. 

Baca Juga: Hijrah Berkali-kali Ala Denny JA: Buku Inspirasi Untuk Milenial dan Generasi Z

Karya sastra yang menyentuh isu-isu tabu seperti kebebasan berekspresi atau perjuangan identitas bisa membentuk pola pikir baru yang mengakar secara halus. 

Sebuah puisi atau novel tidak hanya hadir untuk sekali baca; ia tertinggal dalam pikiran pembaca, membentuk sudut pandang yang baru dan berkembang seiring waktu. 

Dalam hal ini, sastra menjadi medium perlawanan yang subtil, namun dengan pengaruh yang mendalam dan berkelanjutan, mengubah cara kita melihat dunia dengan sentuhan yang lembut, namun kuat.

Baca Juga: Menyelam ke Dalam Diri: Pengantar Buku 71 Lukisan Tentang Renungan Jalaluddin Rumi dari Denny JA

“Sastra adalah suara yang membawa kita ke dalam rahasia dan kebenaran hidup yang tidak terucapkan.” 

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait