DECEMBER 9, 2022
News

Komnas HAM RI Mengapresiasi Peraturan Menteri LHK tentang Perlindungan Hukum kepada Aktivis Lingkungan Hidup

image
Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro (kedua dari kiri) saat konferensi pers di Kantor Komnas HAM RI, Jakarta. (ANTARA/Fath Putra Mulya)

POLITIKABC.COM - Komnas HAM RI mengapresiasi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 10 Tahun 2024 tentang Perlindungan Hukum Terhadap Orang yang Memperjuangkan Hak Atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat.

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro mengatakan, peraturan Menteri LHK itu sekaligus melengkapi Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pedoman Mengadili Perkara Lingkungan Hidup dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dia menilai, pengakuan terhadap aktivis lingkungan di Indonesia sudah semakin maju. Akan tetapi, hal tersebut belum terjadi dalam aspek HAM yang lain.

Baca Juga: Bawaslu Ingatkan Potensi Gesekan di Tahapan Pilkada di Setiap Daerah Ada di Lingkungan Terdekat

“Komnas HAM mengapresiasi adanya peraturan menteri tersebut dan berharap ini dapat dijadikan dasar hukum, bagi upaya-upaya untuk memperjuangkan lingkungan hidup yang berkelanjutan, sebagai bagian dari HAM,” katanya, Rabu 18 September 2024. 

“Dalam kasus-kasus yang ditangani oleh Komnas HAM pada semester pertama (tahun 2024) ini, masih ada bentuk-bentuk ancaman yang dialami oleh pembela HAM, baik karena ekspresinya, kriminalisasi terhadap pandangan, opini, maupun upaya pengungkapan kasus-kasus. Misalnya, kekerasan seksual yang masih sangat sensitif,” kata dia.

Menurut Atnike, instrumen hukum terhadap upaya pembelaan HAM sangat penting. Jika tidak ada jaminan dan pengakuan, maka bisa menimbulkan keengganan atau ketakutan bagi masyarakat untuk membela HAM.

Baca Juga: Diskusi Satu Pena, akan Undang Penulis Senior Eka Budianta Bahas Sastra, Demokrasi dan Lingkungan Kebudayaan

Oleh karena itu, Ketua Komnas HAM berharap, pengakuan terhadap pembela HAM dapat diperluas aspeknya sehingga mencakup aspek yang lain, seperti hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan, budaya.

“Semoga langkah yang dilakukan oleh Menteri LHK ini juga akan diikuti oleh kementerian lembaga lain dan juga tentunya pemerintah dan pembuat kebijakan,” imbuh dia.

Sebelumnya, Menteri LHK Siti Nurbaya, pada 30 Agustus 2024, menandatangani Peraturan Menteri LHK Nomor 10 Tahun 2024. Peraturan tersebut bertujuan menjadi instrumen untuk meningkatkan partisipasi publik dan pelindungan hukum bagi pejuang lingkungan hidup dari tindakan pembalasan.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Siti Maemunah: Bicara tentang Krisis Lingkungan Tak Bisa Lepas dari Konsep Ekstraktivisme

Peraturan itu membagi kategori yang mendapatkan perlindungan dalam aktivitas memperjuangkan lingkungan hidup, yakni perorangan, kelompok orang, akademisi atau ahli, masyarakat hukum adat, organisasi lingkungan dan badan usaha. Para aktivis lingkungan dilindungi dari pelemahan perjuangan dan partisipasi, somasi, serta proses pidana dan gugatan perdata.***

Sumber: Antara

Berita Terkait