Presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye Bubarkan Badan Legeslatif yang Didominasi Oposisi
- Penulis : Ulil
- Jumat, 13 September 2024 19:53 WIB
POLITIKABC.COM - Presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye pada Kamis 12 September 2024, membubarkan badan legeslatif atau biasa disebut Majelis Nasional yang dipimpin oposisi.
Pembubaran parlemen oleh Diomaye Faye dia lakukan dalam upaya meredakan ketegangan di antara badan legislatif dan eksekutif.
Dalam pidato nasional, Diomaye Faye mengatakan bahwa pemilu cepat akan diadakan pada 17 November tahun ini.
Baca Juga: Pagi Ini Presiden Jokowi Resmi Melantik Saifullah Yusuf Sebagai Menteri Sosial Menggantikan Risma
"Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada saya, berdasarkan Pasal 87 Undang-Undang Dasar, dan setelah beruntung dengan Dewan Konstitusi tentang tanggal yang tepat, dengan Perdana Menteri, dan Presiden Majelis Nasional, mengenai kemanfaatan, saya membubarkan Majelis Nasional," katanya.
Langkah tersebut diambil enam bulan setelah Faye terpilih melalui janji-janji perubahan.
Dia mengatakan badan legislatif yang didominasi oposisi telah mempersulit dirinya untuk melaksanakan "transformasi sistemik" yang dijanjikannya selama kampanye.
Baca Juga: Mantan Presiden Peru Alberto Fujimori Meninggal di Usia 86 Tahun
Dia meminta para pemilih untuk memberikan mandat kepada partai Patriot Senegal untuk Pekerjaan, Etika dan Persaudaraan (PASTEF).
Majelis yang akan berakhir masa jabatannya, yang terpilih pada 2022, didominasi oleh anggota koalisi Benno Bokk Yakaar (Bersatu dalam Harapan) yang dipimpin mantan presiden Macky Sall.
Ketegangan antara eksekutif dan legislatif dilaporkan baru-baru ini setelah anggota parlemen oposisi membatalkan perdebatan soal anggaran dan mengancam akan mengajukan mosi untuk mengecam pemerintah.
Baca Juga: Peluang Jadi Wantimpres, Presiden Joko Widodo Usai Purnatugas: Saya Mau Pulang ke Solo
Kelompok parlemen Benno Bokk Yakaar mengkritik pembubaran tersebut, dan mengatakan bahwa pembubaran tersebut ditujukan untuk menghindari pengajuan mosi kecaman terhadap pemerintah oleh mayoritas parlemen.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu menuding Presiden Faye dan Perdana Menteri Ousmane Sonko "memanipulasi lembaga untuk melayani kepentingan politik mereka sendiri."
"Pembubaran ini merupakan upaya terang-terangan untuk membungkam oposisi parlemen dan menghindari perdebatan demokratis tentang pengelolaan negara," kata Abdou Mbow, presiden kelompok parlemen mayoritas.***