DECEMBER 9, 2022
Politik

Dewan Pakar Golkar Palar Batubara Sampaikan Sejumlah Kemungkinan yang Membuat Airlangga Hartarto Mundur 

image
Anggota Dewan Pakar Golkar Palar Batubara ditemui usai acara peluncuran buku "75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot" di aula kompleks Perumahan Anggota DPR RI, Kalibata. ANTARA/Melalusa Susthira K.

POLITIKABC.COM - Palar Batubara, anggota Dewan Pakar Golkar, mengungkapkan analisisnya mengenai berbagai kemungkinan alasan di balik keputusan Airlangga Hartarto untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. 

Penjelasan tersebut disampaikan oleh Palar Batubara setelah acara peluncuran buku biografinya yang berjudul 75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot dan perayaan ulang tahunnya yang ke-75.

Menurut Palar Batubara, terdapat "sesuatu" yang mendasari keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut untuk meninggalkan posisinya sebagai pimpinan Partai Golkar, mengingat pemilihan Ketua Umum Partai Golkar biasanya dilakukan melalui Musyawarah Nasional (Munas) yang diadakan setiap lima tahun sekali.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Mundur dari Jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Singgung Demi Stabilitas 

"Nah, mungkin menjadi pertanyaan something wrong, ada sesuatu. Atau mungkin Airlangga sudah sadar akan dirinya, sadar 'Oh, saya di rel yang salah', itu bisa juga alasan dia mengundurkan diri, atau setelah dia tidak bisa lagi ‘diatur’, dia ditekan untuk mengundurkan diri," kata Palar di Jakarta Selatan, Minggu 11 Agustus 2024. 

"Kalau sampai dia mundur, berarti ada 'sesuatu' seperti yang saya katakan tadi," ucapnya.

Ia bahkan menilai peristiwa mundurnya Airlangga sebagai Ketum Partai Golkar sebagai tsunami politik. Apabila tidak dimitigasi dapat berdampak lebih luas pada partai politik lainnya di Tanah Air.

Baca Juga: Airlangga Mundur, Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono: Tidak Ada Komunikasi atau Konsultasi

Hal itu, kata dia, karena Partai Golkar sebagai salah satu partai politik yang cukup dewasa dan besar pun bisa dihantam oleh peristiwa demikian.

"Kalau seperti sekarang ini sudah terjadi tsunami politik, kita inginkan tsunami politik enggak sampai berdampak pada hal-hal yang lain. Akan tetapi, kalau tsunami politik ini juga tidak bisa di-manage dengan baik ini akan terjadi ke partai-partai politik yang lain," tuturnya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu.

Baca Juga: Begini Respons Politisi Senior Partai Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan Mendengar Airlangga Hartarto Mundur

Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Mahabesar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam video tersebut.

Airlangga menginformasikan bahwa pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar terhitung sejak Sabtu 10 Agustus malam.***

Sumber: Antara

Berita Terkait