Usai Terbunuhnya Ismail Haniyeh, Presiden AS Joe Biden Rangkul Benjamin Netanyahu, Bahas Pengerahan Militer
- Penulis : Ulil
- Jumat, 02 Agustus 2024 09:13 WIB
POLITIKABC.COM - Presiden AS Joe Biden dan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu membahas pengerahan militer AS untuk mendukung keamanan Israel dalam menghadapi berbagai ancaman melalui panggilan telepon pada Kamis 1 Agustus 2024.
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tewas akibat ledakan bom yang diselundupkan dua bulan sebelumnya di tempat dia menginap di Teheran, New York Times (NYT) melaporkan pada Kamis 1 Agustus 2024.
Laporan NYT tersebut mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, dua pejabat Iran, dan lima pejabat Timur Tengah.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Mundurnya Joe Biden dan Kemungkinan Presiden Perempuan Pertama di Amerika Serikat
Haniyeh dibunuh pada Rabu dini hari di dalam kamar tempat dia menginap di sebuah kompleks yang dikelola oleh Garda Revolusi Iran (IRGC) ketika dia mengunjungi Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden. Seorang pengawalnya juga tewas dalam ledakan tersebut.
Kini Gedung Putih dalam sebuah pernyataan menyebut, Joe Biden sedang berupaya mendukung pertahanan Israel.
"Presiden membahas upaya untuk mendukung pertahanan Israel dalam menghadapi berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan pesawat nirawak, termasuk pengerahan militer defensif AS yang baru," kata pernyataan tersebut, dikutip Jumat 2 Agustus 2024.
Baca Juga: Presiden Palestina Mahmoud Abbas Kutuk Pembunuhan Petinggi Kelompok Hamas Ismail Haniyeh
Biden menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel dalam menghadapi semua ancaman dari Iran, termasuk kelompok Hamas, Hizbullah dan Houthi.
Untuk memastikan komitmen Washington terhadap pertahanan Israel, Biden menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk meredakan ketegangan yang lebih luas di kawasan tersebut.
Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang sebelumnya menyatakan "keprihatinan serius" tentang situasi di Jalur Gaza kepada Netanyahu, juga bergabung dalam panggilan telepon tersebut.
Sebelumnya, Ismail Haniyeh dilaporkan tewas akibat bom. Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, menurut para pejabat. Ledakan itu mengguncang bangunan, menghancurkan beberapa jendela, dan meruntuhkan sebagian dinding luar, menurut dua pejabat IRGC.
Israel biasanya tidak mengaku bertanggung jawab secara terbuka atas pembunuhan yang mereka lakukan di Iran. Namun, Hamas, pejabat Iran, dan beberapa pejabat AS mengonfirmasi bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Rabu bahwa pemerintahnya tidak mengetahui sebelumnya tentang rencana pembunuhan Haniyeh.
Dua pejabat Iran mengatakan mereka tidak tahu bagaimana atau kapan bom tersebut ditanam di kamar Haniyeh.
Mereka mengatakan pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah, menginap di kamar sebelah yang tidak terlalu rusak oleh ledakan, yang menunjukkan bahwa Haniyeh memang sengaja dijadikan target.***