DECEMBER 9, 2022
Politik

Muncul Fenomena Melawan Kotak Kosong di Pilkada 2024, Pengamat Politik: Kemunduran Demokrasi

image
Ilustrasi Pilkada 2024. Pakar merespons fenomena melawan kotak kosong pada Pilkada 2024. (Antara)

POLITIKABC.COM - Pengamat Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, Ahmad Sururi, merespons fenomena melawan kotak kosong pada Pilkada 2024. 

Ahmad Saruri mengatakan, fenomena melawan kota kosong di Pilkada 2024 merupakan bentuk kemunduran demokrasi.

Dia mengatakan, fenomena ini juga dapat mencederai harapan masyarakat yang menginginkan agar proses Pilkada 2024 harus memiliki lawan politik, minimal dua pasangan calon. 
 
"Kalau sampai kotak kosong ini terjadi maka kemunduran demokrasi di Banten akan terjadi, dan ini tentu bukan yang diharapkan oleh masyarakat," kata Ahmad Sururi, di Serang, Senin 22 Juli 2024. 
 
Jika di Pilkada Banten terjadi melawan kotak kosong, maka akan menyebabkan turunnya partisipasi masyarakat untuk memilih.
 
"Karena sebagian besar masyarakat menganggap bahwa kotak kosong itu bukan pilihan, tapi sesuatu yang dipaksakan, sehingga potensi masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya cukup tinggi,” katanya.
 
Sementara itu, Seorang Tokoh Masyarakat Banten, Embay Mulya Syarief mengatakan manusia merupakan makhluk yang bermartabat, sehingga tidak patut jika berhadapan dengan suatu benda, dalam hal ini kotak kosong.
 
"Jika melawan kotak kosong, itu membuat calon yang akan maju nanti menjadi tidak bermartabat. Jangan sampai calon itu dibuat tidak bermanfaat, karena tidak bertanding dengan sesama manusia,” katanya.
 
Tentunya ini akan menjadi catatan keras bagi demokrasi di Tanah Jawara. Partai politik saat ini memiliki tugas dan fungsinya untuk melakukan pengkaderan dan pendidikan politik kepada masyarakat Jika terdapat kotak kosong, maka fungsi itu diragukan berjalan dengan baik.
 
"Saya netral siapa pun calon-calon itu saya anggap calon yang baik. Mereka punya prestasi masing-masing. Dan pada prosesnya, jangan sampai orang-orang yang terbaik ini menjadi tidak kurang bermartabat karena diadunya dengan kotak kosong,” katanya.
 
Pihaknya berharap agar pemilukada ke depan bisa dilaksanakan secara elegan sehingga menjadi pendidikan politik kepada masyarakat agar masyarakat Banten semakin memahami politik.
 
"Jika kualitas demokrasi meningkat maka akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Kemudian jangan sampai ada Pilkada baik Gubernur atau Wali Kota maupun Bupati yang tidak ada calonnya," katanya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait