DECEMBER 9, 2022
International

Prancis Kecam Ucapan Kepala Otoritas Keuangan Israel yang Menyebut Warga Palestina Mati Kelaparan Bisa Dibenarkan

image
Beberapa warga Palestina mengumpulkan sejumlah barang dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan. ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/Spt.

POLITIKABC.COM - Prancis menyatakan kemarahan dan mengecam pernyataan Kepala Otoritas Keuangan Israel sayap kanan Bezalel Smotrich.

Pasalnya mewakili Israel, dia yang mengatakan tindakan untuk membuat warga Palestina di Gaza kelaparan sampai mati merupakan hal yang bisa dibenarkan.

Kemarahan ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Prancis, yang menyatakan keheranan yang mendalam atas komentar Smotrich di sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh harian Hayom Israel.

Baca Juga: Iran Pastikan akan Meluncurkan Serangan Rudal ke Israel dalam Waktu Dekat

Smotrich berkata bahwa “tidak seorang pun akan membiarkan kami menyebabkan 2 juta warga sipil mati kelaparan meskipun itu mungkin dibenarkan dan bermoral sampai para sandera kami dikembalikan.”

"Prancis meminta pemerintah Israel untuk mengutuk keras pernyataan yang tidak dapat diterima ini," kata pernyataan kementerian tersebut, Kamis 8 Agustus 2024.

Kementerian Luar Negeri Prancis menekankan bahwa Israel harus mematuhi putusan Mahkamah Internasional (ICJ) tertanggal 26 Januari untuk melakukan segala yang mungkin guna mencegah tindakan genosida selama operasi militernya di Gaza.

Baca Juga: Konflik Timur Tengah Menguat, Polandia Desak Warganya Meninggalkan Israel, Siapkan Skenario Evakuasi Darurat

Pernyataan tersebut menggarisbawahi bahwa menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada 2 juta warga sipil dalam kondisi darurat di Gaza merupakan kewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional.

Hal itu merujuk kepada pernyataan Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan yang mengatakan bahwa mencegah penyaluran bantuan dapat dianggap sebagai kejahatan.

Kementerian itu juga menunjukkan pentingnya mencapai gencatan senjata mengingat adanya risiko ketidakstabilan di kawasan tersebut dan jumlah korban jiwa yang tidak dapat diterima.***

Baca Juga: Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh Diduga Dibunuh Garda Revolusi Iran yang Direkrut Israel

​​​​​​

Sumber: Antara

Berita Terkait