Prediksi BMKG, Mulai 28 Juni hingga 4 Juli Wilayah Jawa hingga Papua Masuki Musim Kemarau
- Penulis : Ulil
- Sabtu, 29 Juni 2024 07:32 WIB
POLITIKABC.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau mulai melanda kawasan Jawa hingga Papua. Terhitung mulai dari wilayah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Maluku, Papua, dan Papua Selatan mulai periode 28 Juni hingga 4 Juli 2024.
Prakirawan BMKG Yuni Maharani menginformasikan delapan provinsi dengan populasi terbanyak di Indonesia itu menambah jumlah kawasan yang telah beralih ke musim kemarau.
Berdasarkan sistem monitoring cuaca BMKG, kata Yuni, terpantau potensi kawasan yang sangat mudah terbakar di musim kemarau ini dalam sepekan ke depan, seperti di sebagian besar Sumatera, sebagian besar Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga: Sudah Masuk Kemarau, BMKG Prediksi Sebagian Kota Besar di Indonesia Masih Turun Hujan
Kemudian di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan papua bagian selatan.
"Adapun daerah lain yang telah memasuki musim kemarau antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat, dan juga Nusa Tenggara Timur," katanya, Sabtu 29 Juni 2024.
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah setempat untuk tidak membakar sampah ataupun membuang puntung pada tempatnya untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Baca Juga: Ini Daftar Wilayah di NTB yang Diprediksi Berpotensi Terjadi Kekeringan di Musim Kemarau
Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi kekeringan meteorologis yang merupakan kondisi anomali iklim dalam bentuk berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu bulanan, musiman, bahkan durasi waktu yang panjang.
"Dampak kekeringan dapat berupa penurunan hasil panen dan gagal panen, berkurangnya pasokan air bersih, gangguan pada produksi listrik bertenaga air, keberlanjutan sumber daya air untuk produksi pertanian dan industri, serta kabut asap yang dapat mengganggu transportasi," katanya.
Menyikapi hal itu, BMKG telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk segera memitigasi potensi dampak kekeringan, misalnya dengan melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk pengisian waduk dan membasahi serta menaikkan muka air tanah pada daerah rawan terbakar atau lahan gambut.
Baca Juga: Prediksi BMKG, Waspada Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Sulawesi Tengah Selama 7 ke Depan
BMKG juga merekomendasikan penyesuaian pola dan waktu tanam di wilayah terdampak kekeringan, memanen air hujan melalui tandon atau tampungan air, embung, kolam retensi, dan sumur resapan di wilayah yang mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau.***